Tak pelak lagi, merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh dunia berdampak sangat luas terhadap berbagai sektor kehidupan, bukan hanya kesehatan dan ekonomi yang paling keras terpukul wabah. Sektor pendidikan salah satunya. Hilangnya momen pembelajaran tatap muka di kelas dan digantikan pembelajaran jarak jauh secara daring (online) memang saat ini menjadi satu-satunya pilihan yang tidak bisa dihindari bagi sekolah-sekolah yang memenuhi syarat untuk melakukan pembukaan sekolah kembali. Lagi-lagi urusan kesehatan, keselamatan, dan keamanan seluruh satuan pendidikan mulai siswa, orang tua, guru, dan karyawan menjadi prioritas utama. 

Di tengah situasi penantian yang panjang yang belum tahu kapan wabah akan berakhir, sekolah sebagai penyedia layanan pendidikan dan siswa sebagai pengguna layanan pendidikan seakan diuji untuk mempertahankan “stamina” agar bisa menyelesaiakn sebuah “perlombaan” sampai garis akhir. Tentu bukan hal yang mudah, terutama bagi para siswa yang harus melakukan pembelajaran jarak jauh. Sekuat apa pun teknologi yang menopang, perjumpaan di dunia nyata, bertemu dengan teman dan guru di sekolah tetaplah menjadi momen yang tidak tergantikan. Apalagi manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, keinginan untuk selalu berinteraksi dengan orang lain adalah sebuah keniscayaan. Sehingga terkadang muncul rasa bosan dalam diri seorang siswa ketika harus menjalani model pembelajaran jarak jauh. Di saat itulah siswa perlu terus dimotivasi, baik oleh guru maupun orang tua agar selalu memiliki semangat belajar.

Ada beberapa tips dari Mendikibud, Nadiem Makarim buat para guru untuk membantu siswa agar selalu memiliki semangat belajar yang tinggi:

  1. Keluar dari zona nyaman
    Guru disarankan untuk beradaptasi menemukan metode pengajaran terbaik bagi siswa.
  2. Membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil.
    Tidak semua siswa memiliki level kompetensi yang sama.
  3. Mencoba “project based learning”
    Mengajak siswa untuk belajar berkolaborasi dengan teman-temannya.
  4. Mengalokasikan waktu lebih banyak bagi siswa yang tertinggal
    Menjadi momen untuk lebih memahami dan membantu tantangan belajar siswa.
  5. Fokus kepada yang terpenting
    Tidak ada keharusan untuk mengejar ketuntasan kurikulum, sehingga menjadi kesempatan emas menguatkan konsep-konsep fundamental.
  6. Berbagi informasi sesama guru
    Sama dengan siswa, kemampuan guru juga berbeda-beda. Ada guru yang lebih cepat berdaptasi dengan teknologi, ada yang lebih lambat.
  7. Mengajar dengan hati senang
    Mengajar memang tidak mudah, tetapi tidak harus membosankan.

Salah satu karakter yang selalu ditanamkan oleh guru di Sekolah Stella Maris adalah sikap sebagai lifelong learner atau pembelajar seumur hidup. Menjadi seorang lifelong learner berarti setiap siswa Sekolah Stella Maris memiliki karakter untuk belajar terus menerus, kapan pun dan di mana pun. Dan situasi pandemi Covid-19 menjadi arena “latihan” bagi seluruh siswa Sekolah Stella Maris untuk memperkuat karakter sebagai lifelong learner.

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read