Sosialisasi adalah bagian penting dari perkembangan anak secara keseluruhan. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dorongan serta kemampuan bersosialisasi sudah dimulai sejak usia dini. Secara alamiah mereka ingin berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan orang lain.

Banyak ahli di bidang perkembangan anak berpendapat bahwa kemampuan bersosialisasi sudah muncul dan terbentuk sejak usia 1 tahun (rata-rata usia seorang anak bisa berjalan). Ini yang wajib menjadi perhatian para orang tua agar mampu mengasah dan membimbing kemampuan bersosialisasi sehingga mengarah ke hal-hal yang positif.

Seperti apa tahapannya?

Umur 1 Tahun

  • Berkomunikasi dengan kemampuan mendasar

Pada usia ini, anak Anda sudah bisa membangun komunikasi meskipun dengan kemampuan terbatas untuk memahami dunia sekitarnya. Orang tua harus sering mengajak mereka berkomunikasi agar kemampuan bersosialisasinya makin meningkat dari hari ke hari.

  • Mengenali orang-orang yang Anda kenal

Ketika melihat nenek, kakek, pengasuh, atau mungkin dokter, anak Anda akan mulai menyapa dengan senyuman (atau tangisan, tergantung suasana hatinya).

  • Berinteraksi dengan Anda

Jika anak Anda memberikan mainan, hal itu menunjukkan kemauan dan kemampuannya untuk terlibat dengan orang lain.

 

Umur 2 Tahun

  • Membangun hubungan dengan banyak orang

Mereka mulai terdorong untuk bersosialisasi dengan orang lain di luar anggota keluarganya. Mereka mulai tertarik bermain dengan orang lain selama hal tersebut menyenangkan dan membuatnya tidak bosan. Menunjukkan ketertarikan pada orang lain adalah bagian penting dari sosialisasi.

  • Mempertahankan “wilayahnya”

Ini adalah usia ketika anak Anda mulai memperebutkan mainan dan menyatakan,”Ini milikku!” Berbagi, tentu saja, sangat sulit pada usia ini, karena anak usia 2 tahun tidak dapat melihat perspektif anak lain.

 

Umur 3 Tahun

  • Mulai fokus pada anak kecil seusianya

Mereka mulai membangun kemampuan bersosialisasi yang lebih intim dalam bentuk pertemanan. Ditandai dengan bagaimana mereka mulai tertarik dan fokus pada satu atau beberapa anak kecil seusianya secara spesifik. Hal ini diperkuat oleh pendapat para ahli bahwa mereka mulai dan mengekspektasikan anak kecil seusianya yang tidak berubah-ubah. Misalnya si kecil senang bermain dengan saudara sepupu sebaya yang sering ditemuinya. Sehingga pada tahap ini penting untuk memberikan banyak kesempatan pada anak Anda untuk menghabiskan waktu dengan teman sebaya.

  • Menggunakan imajinasi

Pada usia ini, anak suka bermain pura-pura atau permainan kreatif lainnya yang sebenarnya merupakan bagian dari teman bermainnya. Konsep berbagi mungkin masih sulit juga anak seusia ini, namun merupakan masa dimana mereka bisa memahami kompromi dan saling menghormati. Penyelesaian konflik dengan teman karena berebut mainan misalnya, lebih mungkin terjadi di usia ini dan menunjukkan perilaku positif satu sama lain.

  • Mulai belajar memahami emosi diri

Menunjukkan perasaan yang berbeda (senang, sedih, takut) akan sangat membantu anak Anda memahami perasaannya sendiri dan orang lain. Di usia ini juga anak akan mulai menunjukkan empati dengan menawarkan pelukan dan ciuman saat dibutuhkan.

Seiring bertambahnya usia, kemampuan anak Anda bersosialisasi akan meningkat. Tugas orang tua adalah memberikan dukungan dan menyediakan lingkungan yang membuat mereka semakin mandiri dan percaya diri sehingga mampu menghadapi berbagai situasi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read