Di masa pandemi ini, tidak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan kesehatan yang selalu terjaga, fisik maupun mental. Pertempuran kita melawan benda tak kasat mata bernama virus corona belum juga usai. Sudah hampir satu tahun sejak kasus positif pertama kali terjadi di Indonesia. Segala daya dan upaya kita kerahkan agar tidak menjadi korban keganasan virus ini. Inilah ujian sesungguhnya bagi kondisi fisik dan mental. Menjadi pengingat bahwa tubuh dan jiwa harus tetap sehat serta kuat untuk memenangkan pertempuran. Wabah penyakit menata ulang kehidupan kita.

Sebagian besar dari kita merasakan betapa pandemi telah mengubah berbagai pola atau kebiasaan yang selama ini sudah berjalan. Pembatasan sosial memindahkan hampir seluruh aktivitas penting ke dalam rumah. Bagi para orang tua yang bekerja menjadi karyawan di kantor, mau tidak mau harus berkegiatan di rumah. Bagi anak-anak usia sekolah, melakukan pembelajaran jarak jauh di rumah. Bersamaan dengan itu muncul berbagai macam persoalan, misalnya bagaimana membagi waktu antara pekerjaan dengan mendampingi anak belajar, bagaimana mengatasi rasa bosan, atau bagaimana merespons berbagai informasi yang menakutkan atau mencemaskan. Situasi-situasi  seperti ini jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental akan memberikan  tekanan psikologis yang merugikan seluruh anggota keluarga.

Para ahli memperingatkan bahwa sebagian orang bisa mengalami masalah kesehatan mental yang berkepanjangan, lebih lama dari pandemi itu sendiri. Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur. Oleh karena itu, agar kita bisa melewati pertempuran ini, prioritas harus kita berikan pada kesehatan dan kesejahteraan mental. Bukan hal yang mudah, namun harus kita upayakan sekuat tenaga.

Ada beberapa saran dari para ahli kesehatan mental untuk mengatasi tekanan psikologis akibat pandemi yang berkepanjangan:

  • Menyisihkan waktu untuk istirahat atau bersantai

Beristirahat sejenak dari himpitan kesibukan yang melelahkan akan sangat membantu menjaga kesehatan mental. Memberikan waktu jeda bagi tubuh dan pikiran tanpa beraktivitas apapun akan mengembalikan energi kita. Termasuk aktivitas menonton, membaca, mendengarkan berbagai informasi tentang pandemi yang tumpah ruah.

  • Memelihara kesehatan tubuh

Ada hubungan antara tubuh yang sehat dan tingkat stress. Makan makanan sehat dan berimbang, olahraga ringan secara teratur, dan waktu tidur yang cukup akan sangat membantu memelihara kesehatan tubuh.

  • Tetap terhubung atau berkomunikasi dengan orang lain

Berbagai alat komunikasi bisa kita akses dengan mudah. Meski belum bisa bertemu secara langsung, selalu sisihkan waktu untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, atau sahabat. Berbicara dengan orang lain diyakini bisa meringankan separuh beban kita.

Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan oleh siapapun, lebih-lebih lagi di masa pandemi seperti ini. Namun, upayakan untuk selalu berpikir positif dan bersyukur. Setidaknya hal tersebut sedikit mengurangi perasaan-perasaan negatif yang muncul.

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read