Persiapkan Karakter Anak Usia Dini Sekarang Juga untuk Menjamin Masa Depannya yang Cemerlang

Berbicara mengenai masa depan anak, semua orang tua pasti memikirkannya. Bahkan siap berjuang bertaruh nyawa untuk memberikan menjamin masa depan anak-anak kita bisa menghidupi masa depan cemerlang. Orientasi memastikan masa depan yang lebih baik pada anak menjadi motivasi yang sangat besar bagi banyak orang tua.

Baca Juga: Apakah Perkembangan Emosional Anak Anda Bagus? Simak Tahapannya Disini!

Tapi tahukah anda, motivasi memberikan masa depan cerah bagi anak-anak bisa menjadi motivasi yang toxic.

Motivasi yang Terkadang Salah Kaprah

Motivasi itu menjadi sangat berbahaya apabila hanya membuat kita tergerak untuk sekadar bekerja keras sekeras-kerasnya untuk sebatas memenuhi kebutuhan materi dan menumpuk modal untuk masa depan buah hati. Dan justru melupakan bahwa kehadiran, intensitas, dan kualitas kasih sayang serta kehangatan keluarga benar-benar harus dihadirkan di rumah.

Seyogyanya, menyiapkan masa depan anak tak cukup dengan memberikan jaminan materi. Melainkan juga menyiapkan karakter anak yang siap secara mental dan sosial. Anak-anak kita harus siap tumbuh dan berkembang dengan baik, mendewasa, dan tangguh menghidupi aspirasi dirinya sendiri dalam keadaan apapun.

Proses persiapan karakter itu harus dimulai sejak dini. Keberhasilan pemenuhan tugas perkembangan karakter anak sejak dini, sangat erat kaitannya dengan bagaimana sifat seseorang di masa dewasanya. Oleh karena itu, kami ulas untuk tiga tips untuk mempersiapkan karakter anak usia dini. Sebagai usaha mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita.

Tips Memperisiapkan Karakter Anak

Tips-tips ini kami rangkum khusus untuk anda berdasarkan teori parenting dalam bingkai psikoanalisis yang dipopulerkan oleh Erik Erickson. Seorang psikolog besar, bapak madzhab psikologi psikoanalisis besar dunia.

1. Usia 0 – 18 bulan

Diusia ini harus sigap, dekat, intens, dan responsif merespon semua kebutuhan anak Di usia ini kemampuan motorik anak perlahan-lahan tumbuh dari nol. Anak-anak hanya dapat berkomunikasi dengan ekspresi seperti tangis, tawa, dan ragam ekspresi lainnya. Namun anak juga sebenarnya merespon informasi dengan cara menyimak dan memperhatikan bagaimana cara pengasuhnya merespon setiap hajat dan ekspresinya.

Siapa sebenarnya pengasuhnya, seberapa cepat pengasuhnya merespon ketika dia lapar, buang air, tidak nyaman, digigit nyamuk, uring-uringan, dll. Anak-anak akan sangat percaya kepada siapapun yang sigap dan intens merespon setiap ekspresi dan kebutuhannya di usia ini.

2. Usia 2 – 4 tahun

Fokusnya adala menumbuhkan kemandirian, dan jangan buat anak anda meragukan dirinya sendiri. Di usia ini, karakter anak usia dini mengembangkan kemampuan motorik. Anak-anak sudah bisa berjalan, berbicara, menyimak, dan merespon kaidah dengan lebih baik. Persoalannya, pertumbuhan itu, dibarengi dengan naluri ekspolrasi yang melonjak-lonjak untuk menjelajahi apapun di sekitarnya.

Di usia ini, anda juga sebaiknya jangan lepaskan mata dan perhatian anda pada daya ekspolrasi si kecil. Namun bukan berarti anda harus cerewet, melarang, dan serba menyetop semua usahanya untuk mengeksplorasi lingkungannya. Cukup perhatikan, dan sigap menjaga batas-batas aman eksplorasi anak kita. Itu akan memberikan keyakinan pada anak untuk merasa mampu, merasa mandiri berhadapan dengan lingkungannya.

3. Usia 4 – 6 tahun

Selanjutnya adalah mempersiapkan anak untuk mengutarakan pendapat dan isi hatinya. Fase ini adalah bagian terakhir dari fase usia dini pada anak. Setelahnya anak-anak akan memasuki usia sekolah. Karakter anak usia dini yang harus dimiliki di fase ini adalah rasa percaya diri.

Anak-anak harus mengenal siapa dirinya dan orang-orang terdekatnya dengan baik, dan mampu menyampaikan pendapat dan isi hatinya dengan baik tanpa takut dipersalahkan atau dipermalukan.

Baca Juga: Mendongeng Mengoptimalkan Perkembangan Psikologis Anak

Peran kita sebagai orang tua sangat sentral untuk senantiasa memberikan kesempatan anak untuk berpendapat. Bagaimana bila pendapatnya salah? Jangan ragu bilang salah, tapi bukan dengan menyalahkan diri si anak, tapi meluruskan argumennya dengan memberi tahu bagaimana seharusnya.

Kalau pendapat anak ngaco karena efek imajinasinya? Berimajinasilah lebih liar. Bergabunglah dengan imajinasi anak anda, dan bangun imajinasi yang dapat mengisi dan mewarnai fantasi anak kita untuk menjadi kenangan manis di masa kecilnya.

Kunjungi blog Stella Maris sekarang untuk belajar lebih lanjut tentang mempersiapkan karakter dan juga edukasi anak!

  • Post author:
  • Reading time:4 mins read