Hampir semua orang tahu dan setuju bahwa melakukan peran sebagai orang tua adalah bukan sesuatu yang mudah, penuh tantangan dan bermacam persoalan yang harus dicarikan jalan keluar. Menjadi semakin kompleks di kala pandemi seperti yang sekarang kita alami bersama. Banyak aspek kehidupan yang seketika berubah secara drastis dan membutuhkan berbagai penyesuaian.
Banyak orang tua tidak bisa pergi bekerja atau menjalankan aktivitas lain di luar rumah, anak pun harus bersekolah dari rumah karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Belum munculnya kekhawatiran atau kecemasan dengan keadaan keuangan keluarga, dan seterusnya.
Namun demikian, mengutip pendapat seorang psikolog klinis, Rebecca Scharg Hersberg (2020), penutupan sekolah juga merupakan kesempatan bagi orang tua untuk menjalin hubungan lebih baik dengan anak-anak. Waktu untuk bertemu jadi bebas dan menyenangkan, membuat anak-anak merasa aman dan dicintai serta menunjukkan bahwa mereka penting. Menurut Hersberg, semakin banyak orang tua yang melihat dengan jelas bagaimana pasangannya melakukan pengasuhan selama ini dan masing-masing pihak tidak selalu menyukai apa yang mereka lihat. (kompas.id, 30/01/2021).
Cara mengajari anak, memberi asupan makanan, waktu di depan layar adalah sebagian masalah pengasuhan yang mungkin timbul. Sebenarnya perbedaan ini bukannya tidak ada sebelumnya, tetapi kurang terlihat dan lebih mudah diatasi (atau setidaknya biasa diabaikan). Saat ini, akibat situasi dan juga kebutuhan, seluruh anggota keluarga “dipaksa” menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Mengasuh dan membesarkan anak (parenting) bersama muncul menjadi tantangan yang mencolok.
Sejatinya problem terbesar yang acapkali muncul adalah ketidakkonsistenan dan ketidakkompakan orang tua. Pada saat orang tua mengatasi emosi dan perilaku anak-anak secara berbeda, hal tersebut bisa membingungkan dan membuat anak tidak stabil. Di kemudian hari ketegangan-ketegangan tersebut akan bisa menimbulkan persoalan.
Ada beberapa saran dari Hersberg agar dinamika pengasuhan orang tua menjadi lebih sehat:
- Mulai dengan meletakkan nilai dasar
Ketimbang terjebak dalam situasi konflik, ada baiknya orang tua duduk bersama dalam suasana rileks dan membuat berbagai kesepakatan pola pengasuhan seperti apa yang akan diterapkan.
- Fokus pada pengalaman orang tua dan cari kesamaannya, bukan perbedaannya
Dengan mengakui adanya kesamaan, dapat menumbuhkan saling pengertian dan empati untuk menetapkan tahapan mengasuh bersama secara lebih efektif.
- Tetapkan bersama beberapa tindakan konkret yang akan diterapkan
Orang tua harus berkomitmen untuk mencapai nilai-nilai yang dicita-citakan bersama serta mencari cara bagaimana jalan menuju ke sana.
- Mengenali dengan sadar hubungan anak dengan orang tua
Masing-masing orang tua tetap merupakan individu yang berbeda latar belakang kepribadian serta cara hidupnya. Hal tersebut adalah berkat yang mesti disyukuri, karena dengan demikian diharapkan dan boleh jadi anak-anak akan semakin diperkaya.
- Berlatih peran dengan anak secara bergantian
Anak diberikan kesempatan memerankan sebagai orang tua demikian pula sebaliknya. Diskusikan pengalaman tersebut, apa yang dirasakan ketika menjalani peran yang berlawanan dengan kenyataan. Ini akan menjadi sumber informasi yang kaya tentang masalah anggota keluarga lain.
Mengasuh dan membesarkan buah hati tercinta di masa pandemi menjadi arena pembelajaran penting bagi orang tua dan juga anak. Yang perlu selalu diingat adalah orang tua harus mampu menciptakan momen menggembirakan dan kejutan untuk anak-anak, bahkan di saat sulitnya dan kurangnya akses pada kesenangan.
Sumber: kompas.id