Kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini kita alami berpotensi memberikan tekanan cukup besar bagi kesehatan jiwa seseorang. Berbagai ketidakpastian serta banyaknya berita duka yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 membuat kesehatan jiwa seseorang rentan tertekan. Dalam kondisi seperti ini, upaya untuk mengelola stres serta menjaga kestabilan emosi menjadi sangat penting.
Guru Besar Psikologi Klinis Universitas Padjadjaran Sawitri Supardi Sadarjoen mengatakan, pandemi yang berlangsung berkepanjangan memberikan efek emosi sosial yang cenderung depresif bagi masyarakat. Dalam menjalani aktivitas pun seseorang menjadi lebih khawatir dan takut.
”Namun, segala sesuatu yang berlebihan, baik pada kekhawatiran akan informasi tentang Covid-19 maupun ketakutan akan tertular penyakit tersebut, pasti efeknya tidak baik bagi kemampuan kita dalam bersosialisasi,” ucap Sawitri.
Menurut Sawitri, menjaga keseimbangan antara fungsi rasio dan emosi serta memiliki keyakinan diri yang optimal menjadi hal yang paling penting di masa pandemi. Keyakinan diri tersebut perlu disertai dengan kewaspadaan yang optimal.
Seseorang bisa lebih merasa rileks dan tenang jika sudah tahu siapa dirinya serta kondisi seperti apa yang sedang terjadi di lingkungannya. Kekhawatiran akan penularan Covid-19 pun bisa dikurangi apabila seseorang memiliki kepercayaan diri untuk mencegah penularan dengan tetap menjaga pikiran yang rasional.
”Artinya, jika memang harus keluar rumah, kita harus memastikan sudah melakukan upaya pencegahan secara maksimal. Misalnya, sudah memakai masker dobel dan menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Selebihnya, kita bisa pasrah dengan kondisi agar kita juga lebih merasa tenang,” tuturnya.
Menurut Sawitri, setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pengelolaan kesehatan mental di masa pandemi bisa terjaga secara optimal, yakni:
- Memperhatikan asupan makanan bergizi seimbang dan disiplin berolahraga.
- Kegiatan sosial yang biasanya dilakukan secara tatap muka bisa diganti dengan kegiatan virtual sehingga kebutuhan bersosialisasi tetap terpenuhi.
- Mengisi waktu luang dengan melakukan hobi yang sebelumnya tertunda. Dengan melakukan hobi, efek positif berupa kesenangan dan ketenteraman batin bisa timbul pada diri seseorang.
- Menghidupkan dan menghangatkan kembali interelasi dan interkomunikasi dengan anggota keluarga. Kegiatan spiritual yang dilakukan sendiri ataupun bersama keluarga secara konsisten juga harus terjaga.
”Integrasi kegiatan-kegiatan tersebut akan membawa konsekuensi bagi optimalisasi kesehatan jiwa manusia dalam kebersamaannya dengan lingkungan. Dengan demikian, pengelolaan kesehatan mental di masa pandemi pun terjaga secara optimal,” tutup Sawitri.
Sumber: Kompas.id
Foto: Freepik
Untuk informasi dan pendaftaran sekolah Stella Maris School, Hubungi :
Whatsapp : 081389535377
Instagram : @stellamaris.sch
Email : info@stella-maris.sch.id
Video Kegiatan Siswa : Youtube Stella Maris