Berkegiatan di rumah barangkali sudah menjadi rutinitas baru bagi sebagian besar keluarga di Indonesia sejak pandemi Covid-19 merebak. Rumah menjadi pusat kegiatan bersama seperti beribadah, bekerja, bersekolah, dan bermain. Tujuannya tentu saja hanya satu yakni demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19. Perubahan rutinitas tersebut menjadi tantangan tersendiri, baik bagi orang tua maupun anak. Terlebih bagi orang tua yang harus bekerja dan di saat yang bersamaan harus menemani bermain serta membantu anak belajar. Sehingga para orang tua harus memutar otak untuk mencari aktivitas (permainan) guna mengusir kebosanan atau kejenuhan karena anak belum bisa bermain bersama teman-temannya. Sama seperti orang dewasa, di masa pandemi ini anak juga mengalami kebosanan serta kejenuhan tingkat tinggi yang jika tidak dikelola dengan baik akan memicu stres. Agar kondisi stres tidak terjadi, pun untuk menepis rasa bosan dan jenuh, bermain bisa menjadi salah satu alternatif jalan keluar. Melalui bermain, anak mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan emosinya secara sehat. Anak bisa melakukan segala hal yang ingin dicobanya tanpa harus menahan rasa penasaran yang bisa mengganggu kesehatan mentalnya. 

Pada dasarnya bermain identik dengan dunia anak-anak. Bermain bukan sekadar aktivitas bersenang-senang bagi anak, tapi juga bermanfaat untuk perkembangan anak, baik dari aspek fisik dan kognitif, serta perkembangan bahasa. Lewat permainan, anak-anak belajar banyak pengetahuan dan keterampilan.

Dikutip dari kompas.com, menurut Jaclyn Smith, seorang asisten manajer kurikulum di Learning Vision, Singapura pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah orang tua sebaiknya menghindari jebakan pemikiran bahwa permainan harus berisi ilmu tertentu, agar anak mendapatkan pengalaman belajar. Dengan melakukan itu orang tua melupakan sifat permainan sebenarnya, yaitu naluri untuk mengeksplorasi. Selain itu, acara bermain juga jadi kurang menyenangkan, bukan hanya buat anak, hal tersebut juga cenderung membuat orang tua malas bermain dengan anak.

Jaclyn menyarankan tiga hal yang perlu dilakukan orang tua untuk memaksimalkan waktu bermain bersama anak.

Pertama, pahami bahwa permainan harus meluangkan waktu untuk aktivitas main-main dan berimajinasi.

Kedua, permainan adalah anugerah alam bagi seorang anak; suatu kemampuan yang datang secara alami. Yang perlu dilakukan orang tua adalah mengamati dan mendengarkan kapan dan bagaimana anak-anak bermain.

Setelah orang tua menguasai bagaimana menikmati kebersamaan dengan anak saat bermain, yang ketiga adalah orang tua perlu merespons dengan wajar serta menikmati permainan tanpa sibuk memberi penilaian.

Ketiga hal tersebut dirangkum dalam tiga kata kunci yakni partisipasi, interaksi, dan terlibat. Dengan cara tersebut pertumbuhan dan perkembangan anak akan semakin optimal.

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read