Bagi Anda, para orang tua yang memiliki anak usia balita, menanamkan kedisiplinan dan kemandirian bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan kesabaran dan komitmen yang kuat untuk memahami beragam perilaku balita Anda.

Bagaimana sebaiknya menanamkan kedisiplinan dan kemandirian pada balita Anda? Nah, kenali dulu beberapa filosofi mendisiplinkan anak. Jika Anda sudah tahu, akan lebih mudah untuk menanganinya, dan meminimalkan risiko traumatis pada anak akibat perlakuan yang tidak tepat atau malah berujung pada kekerasan. Apa saja filosofi tersebut?

  • Disiplin berbasis batasan

Anak butuh batasan untuk memberinya rasa aman. Kalau mereka tidak tahu batasan, mereka akan coba-coba terus sampai mereka menemukan sendiri. Anak kecil misalnya, akan mencoba melemparkan sendok atau malah piringnya saat makan. Komunikasikan dengan jelas batasan yang Anda buat: ”Tidak boleh melempar alat makan.” “Simpan lagi alat gambarmu setelah selesai mewarnai.” Kalau anak berkali-kali tidak juga menjalani apa yang Anda kehendaki, ikuti dengan konsekuensi. Buat konsekuensi logis untuk menunjukkan bahwa perilakunya salah. Jelaskan bahwa kalau dia meninggalkan peralatan gambar berserakan di lantai, dia akan kehilangan kesempatan mewarnai gambar. Pilihan ada padanya, dia harus bertanggung jawab atas pilihannya.

  • Disiplin dengan lembut

Anak-anak tidak dapat belajar dari perilakunya saat dia sedang marah atau teriak-teriak. Anda dan anak dapat membuat strategi untuk mencegah terjadinya perilaku buruk. Buatkan rutinitas yang membuat anak merasa nyaman. Ini akan membuatnya merasa bisa mengendalikan diri dan lingkungannya. Misalnya, “Mau pakai piyama yang merah apa yang biru?” Setiap kali dia akan tidur.  Atau saat Anda menungguinya bermain di playground, berikan tenggat waktu kapan dia harus berhenti bermain. “Sepuluh menit lagi kita pulang. Ibu ingatkan nanti dua kali. Peringatan kedua, kita pulang.

  • Disiplin positif

Konsep ini didasarkan pada perilaku buruk sebagai peluang untuk belajar dan melibatkan anak untuk membantunya mendapatkan solusi. Anak akan berperilaku baik kalau mereka merasa didorong dan punya rasa memiliki kendali dirinya. Perilaku buruk sering terjadi ketika anak merasa tidak didukung. Bicara dengan anak dan cobalah menemukan penyebab utama perilaku buruknya. Misalnya, anak Anda yang berumur 3 tahun menolak membawa piring makannya ke tempat cuci piring, cari tahu sebabnya. Apakah dia takut menjatuhkan piringnya,  mencari perhatian, apakah dia terluka karena sesuatu dan menolak tanggung jawab. Begitu Anda tahu alasannya, beri anak dorongan dan temukan solusi. Kalau dia tetap ngambek tidak bergerak, ucapkan “Kita harus membersihkan meja nih. Bisa bantu nggak, gimana caranya?”

  • Coach emosi

Ketika anak dapat mengenali dan memahami perasaannya, mereka akan membuat pilihan yang baik. Anda dapat mengajar anak untuk melakukan hal ini, untuk memperkuat hubungan Anda berdua. Ketahui standar Anda sendiri untuk perilaku yang dapat atau tidak dapat Anda terima. Beri tahu anak sejak awal dan bicara dengannya tentang perasaannya terhadap situasi tertentu. Misalnya, kalau balita Anda memukul adik bayinya karena frustrasi, jelaskan bahwa Anda paham kalau dia sedang jengkel. Kalau dia mulai merasa frustrasi, dia dapat menyepi dulu di kamarnya, teapi memukul orang lain itu tidak dapat diterima. Fokus pada empati. Artinya, Anda harus bisa berada pada posisi anak untuk bisa memahami sungguh-sungguh perasaannya di balik perilaku buruknya.  Refleksikan lagi dengan berkata, “Memang sedih kalau kita ingin sesuatu tapi nggak boleh. Mama yakin pasti kamu sangat kecewa.” Ketika anak merasa dipahami, ia akan percaya pada Anda. Dalam konteks percaya ini, ia akan lebih terbuka ketika Anda mengajarnya pilihan tanggung jawab. “Kita nggak bisa sering-sering beli permen. Makan permen kebanyakan bisa bikin kita sakit perut.”

 

Sumber: Ayahbunda.co.id

Foto: Freepik

Untuk informasi dan pendaftaran sekolah Stella Maris School, Hubungi :

Whatsapp : 081389535377
Instagram : @stellamaris.sch
Email : info@stella-maris.sch.id
Video Kegiatan Siswa : Youtube Stella Maris

  • Post author:
  • Reading time:4 mins read