BELAJAR MANDARIN CEPAT DENGAN SISTEM MENGAJAR

 “CHILD FRIENDLY TEACHING MODEL”

 

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting bagi kita umat manusia. Bahasa terbesar yang sering digunakan di dunia adalah Bahasa inggris, sedangkan bahasa mandarin merupakan bahasa besar ke-2 yang paling sering digunakan di dunia. Berdasarkan data yang diambil dari “DataBoks” pengguna bahasa mandarin sendiri sudah mencapai angka 1,12 miliar. Jadi sangat penting bagi anak-anak penerus bangsa untuk bisa dan pandai dalam menggunakan bahasa mandarin ini.

Di Stella Maris Internasional School Gading Serpong pelajaran bahasa mandarin termasuk kedalam pelajaran utama yang wajib dikuasai anak-anak. Untuk dapat dengan mudah belajar bahasa mandarin ini harus dimulai dengan metode yang tepat dan benar. Sebagai seorang pengajar akan lebih mudah jika menerapkan sistem belajar “Child Friendly Teaching Model”. “Child Friendly Teaching Model” yang sering disingkat menjadi “CFTM” ini merupakan model belajar yang menerapkan sistem  berbasis 3 P (Provisi, Proteksi dan Partisipasi). CFTM mengharuskan untuk bisa berinteraksi secara langsung antara guru dan siswa.

 

Gambar 1: proses pembelajaran di kelas 2A dan 2B

Dalam praktiknya, biasanya dilakukan dengan cara senatural mungkin seolah-olah guru membaur dengan anak-anak. Pembelajaran dimulai secara biasa, dimulai dengan salam. Karena kelas ini adalah kelas bahasa asing, maka akan lebih baik jika anak-anak dibiasakan berbicara dalam bahasa tersebut. Dalam salam pembuka anak-anak diwajibkan memberi salam dalam bahasa mandarin, seperti “Lǎoshī zǎo ān” atau “Lǎoshī wǔ ān”. Setelah itu Student of duty atau anak-anak yang bertugas akan membantu membagikan buku kepada anak-anak lainnya. Penjelasan materi akan lebih mudah dilakukan menggunakan alat-alat yang dapat menarik perhatian anak-anak, seperti gambar bergerak atau video, musik dan lain-lain. Dengan demikian membuat anak-anak dapat lebih baik dalam mengingat pelajaran yang dijelaskan. Disaat penjelasan materi inilah proses CFTM berlangsung, dalam proses ini akan terjadi interaksi antara guru dan murid, terkadang ada anak yang bercerita tentang pengalaman pribadinya yang masih berhubungan dengan materi pembelajaran itu. Dengan begini murid dan guru akan lebih dekat selama proses pembelajaran berlangsung. 

Gambar 2: ice breaking di kelas 2C

Jika murid terlihat lelah atau bosan, Ice breaking dapat membantu murid mendapatkan kembali semangat dalam belajar.  Ice breaking yang biasa siswa kelas 2 stella maris school sukai adalah Yoga Freeze Dance atau Floor is Lava, 2 ice breaking ini memakan waktu 3-5 menit. Dengan adanya ice breaking ini juga membuat anak-anak lebih relax dan nyaman saat belajar, selain itu karena merasa bahagia dalam belajar anak-anak jadi dapat menghapus pemikiran pelajaran ini sulit apalagi guru atau pengajarnya killer. 

Gambar 3: Review di kelas 2C

Proses terakhir yaitu penutupan, sebelum pembelajaran berakhir pengajar juga harus melakukan review kembali. biasanya jika murid akan merasa malas jika mendengar kata mengulang, maka dari itu pengajar perlu diubah cara mereview materi di kelas. Cara yang biasa saya lakukan untuk mereview adalah memanggil beberapa anak yang bisa menjadi guru kecil. Guru kecil ini bertugas mengulang dapat mengulang cara membaca ataupun menulis yang sebelumnya telah dipelajari. Proses ini dapat membuat anak-anak antusias dalam belajar, karena dipilihnya sebagai guru kecil membuatnya lebih percaya diri dan lebih bersemangat dalam belajar.

 

Demikian cara mengajar yang biasa saya terapkan dalam pembelajaran mandarin di Stella Maris Internasional School Gading Serpong. Semoga metode mengajar ini juga dapat membantu pengajar lain dalam penerapan mengajar yang lebih baik kedepannya.

 

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read