Popularitas seputar 10.000 jam terbang sebagai landasan practice makes perfect tak lepas dari buku terlaris karya Malcolm Gladwell yang berjudul Outliers. Dalam buku itu, ada konsep “the ten-thousand-hour rule” sebagai cara menjadi ahli. Namun, sayangnya ini tidak mutlak benar.
Ada faktor lain yang lebih dari sekadar mengumpulkan jam terbang hingga menembus angka 10.000. Terlebih, keahlian satu dan lainnya bisa berbeda-beda tingkat kesulitannya. Mustahil menganggap semua sama rata bisa ditaklukkan lewat latihan puluhan ribu jam.
Sebelum membahas seputar cara menjadi ahli, observasi Gladwell mengacu pada banyak hal. Sebagai contoh, The Beatles dengan musikalitas luar biasa menurutnya sudah menghabiskan waktu 10.000 jam untuk berlatih musik sejak tahun 1960-an.
Selain itu, masih dalam buku Outliers, Bill Gates juga mendedikasikan 10.000 mengulik tentang programming sebelum melahirkan Microsoft.
Menurut penulis psikologi populer ini, seseorang dianggap sebagai ahli atau expert pada hampir semua bidang selama mereka menghabiskan 10.000 waktu untuk belajar atau berlatih.
Namun tentu, tidak semua keahlian bisa dikuasai hanya dengan 10.000 jam terbang. Begitu pula sebaliknya, mungkin saja seseorang bisa menguasai sebuah subjek tanpa perlu mencapai 10.000 jam berlatih.
Selain itu, konsep apakah seseorang telah menjadi ahli atau belum itu juga merupakan hal yang abstrak. Ada keahlian yang bisa dipelajari. Namun jangan lupakan pula pengaruh bakat alami yang dimiliki sejak lahir.
Memang konsep practice makes perfect tidak salah. Namun, mengulang suatu hal hingga 10.000 jam terbang tidak cukup untuk menjadi ahli sepenuhnya.
Ada banyak faktor lain seperti konsentrasi, dedikasi pada tujuan, hingga berlatih keluar dari comfort zone.
Lalu, apa saja kunci menjadi ahli yang bukan sekadar bergantung pada jam terbang?
- Upaya luar biasa
Satu hal yang benar dari konsep 10.000 jam terbang adalah perlu upaya luar biasa demi bisa menguasai sesuatu. Orang yang sudah menjadi ahli di bidangnya telah mengalokasikan waktu, energi, dan kerja keras luar biasa. Mereka rela meninggalkan comfort zone. Di saat orang terlelap, mereka berlatih. Di saat orang memilih tidur bergelung selimut di tengah hujan, mungkin mereka justru berusaha sekuat tenaga menguasai suatu hal.
- Belajar dengan cara tak nyaman
Ada banyak cara seseorang mempelajari sesuatu. Menurut sebuah studi pada Oktober 2010, individu yang memilih belajar lebih keras dengan mengesampingkan rasa nyaman bisa mendapatkan hasil lebih efektif. Menariknya, partisipan dalam studi itu yang berhasil menekuni teknik belajar ini juga ternyata punya mental yang tangguh. Inilah yang membuat seseorang bisa konsisten belajar. Fokusnya ada pada jangka panjang, bukan sekadar performa saat itu saja.
- Pentingnya tantangan
Salah satu cara menjadi ahli lainnya adalah dengan secara konstan menantang diri sendiri. Dengan demikian, ada motivasi untuk melakukan hal dengan lebih baik, belajar lebih banyak, serta haus akan ilmu dan keahlian baru. Psikolog Lev Vygotsky menggagas konsep zone of proximal development. Zona ini meliputi keahlian di luar level seseorang. Dengan terus menerus berlatih – bersama mentor, mungkin – maka mereka bisa menambah keahlian lagi dan lagi. Artinya, ketika seseorang sudah menjadi ahli di bidang tertentu, ini bukan berarti menutup pintu untuk menguasai hal lain. Terus menantang diri sendiri akan memberi kesempatan untuk belajar ilmu lainnya.
- Mental practice
Selain berlatih dengan cara turun tangan langsung, mental practice juga tak kalah penting. Ini kerap disebut-sebut sebagai cara untuk menguasai keahlian baru. Caranya adalah dengan membayangkan prosedur yang perlu dilakukan untuk bisa menuntaskan sebuah hal. Sebagai contoh, seorang pianis berlatih dalam pikirannya bahwa dirinya sedang memainkan sebuah lagu. Atau seorang aktor yang secara mental melakukan rehearsal perannya dalam sebuah drama. Kabar baiknya, fakta ini didukung juga dengan sebuah studi dari tim asal Texas pada tahun 2008 lalu. Hasilnya, mahasiswa kedokteran yang memadukan mental practice dengan praktik langsung bisa melakukan operasi lebih baik. Ini jika dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan praktik saja dan membaca buku.
- Eksplorasi
Orang yang ingin menjadi ahli tak akan berhenti hanya di tahap practice makes perfect saja. Ada rasa penasaran terkait apa yang bisa dikulik lebih jauh dari bidang itu. Bahkan ini bisa berlaku pada pemain game. Sebuah studi pada tahun 2013 menganalisis data dari 850.000 partisipan game online “Axon”. Inti permainan ini adalah memandu neuron agar saling terhubung dengan cara menekan targetnya. Berdasarkan analisis, pemain yang mencatatkan skor tertinggi ternyata menghabiskan lebih banyak waktu untuk eksplorasi. Mereka tak ragu menyelidiki dan mengulik permainan ini lebih jauh lagi. Hasilnya, jauh lebih baik ketimbang pemain yang hanya mengikuti aturan permainan saja.
- Tidak takut salah
Tidak semua orang memiliki ketangguhan semacam ini, yaitu tidak takut salah dan gagal. Sebab, proses belajar dan berlatih yang optimal termasuk mengalami kesalahan. Jadi, perlu keberanian untuk berani salah dan gagal. Di tahap ini, perlu konsistensi agar bisa terus berlatih tanpa menyurutkan semangat.
Sumber: Sehatq.com
Foto: Freepik
Untuk informasi dan pendaftaran sekolah Stella Maris School, Hubungi :
Whatsapp : 081389535377
Instagram : @stellamaris.sch
Email : info@stella-maris.sch.id
Video Kegiatan Siswa : Youtube Stella Maris