Generasi Alpha adalah sebutan bagi anak-anak yang lahir tahun 2010 dan seterusnya.  Mereka akrab dan identik dengan perkembangan teknologi. Tak heran jika Mark Mc Crindle, peneliti sosial yang pertama kali memberikan sebutan “Generasi Alpha”, memprediksi bahwa anak-anak dari generasi ini akan menjadi generasi yang paling terdidik. Namun di sisi lain, lahir saat kemajuan teknologi berkembang pesat dan berubah dengan cepat, membuat metode belajar konvensional yang selama ini dikenal orang tua tak lagi cukup untuk mendidik anak-anak dari Generasi Alpha. Lantas metode apa yang bisa mencukupi? Jawabannya adalah metode belajar progresif (progressive learning).

Apa itu metode belajar progresif?

Menurut John Dewey, tokoh yang berperan penting pada pendidikan progresif, metode tersebut memiliki makna “New Education” yang merujuk pada “Child Centered Learning”.

Sederhananya, jika metode belajar konvensional cenderung berlangsung satu arah, hanya dari guru ke murid, metode belajar progresif justru melibatkan anak dalam proses berpikir maupun saat belajar sehingga informasi yang mereka terima langsung dapat diaplikasikan.

Lewat metode belajar progresif, anak dilibatkan dalam aktivitas praktik nyata saat belajar dan dibebaskan mengeluarkan ide apa pun, serta memanfaatkan potensi yang ia miliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pada proses belajar progresif, peran orang tua atau guru, lebih sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pilihan aktivitas berkualitas untuk memicu dan menggugah minat anak. Pengetahuan yang kemudian didapatkan anak dari melakukan aktivitas nyata inilah yang akan membantunya memperoleh ide-ide baru untuk diterapkan pada kondisi dan keadaan yang berbeda-beda.

Proses belajar progresif tidak hanya berfokus pada hafalan, namun fokus pada kemampuan anak untuk berpikir kritis. Lewat proses belajar progresif, aspek tumbuh kembang anak mulai dari motorik, kognitif, bahasa, hingga emosional akan terstimulasi. Demikian pendapat seorang psikolog anak, Belinda Agustya.

Hal ini penting karena Generasi Alpha memiliki kebutuhan bersaing yang lebih tinggi. Mereka lahir di dunia volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA), di mana anak harus memiliki fleksibilitas tinggi, kemampuan berpikir kritis, dan memiliki kemampuan pemecahan masalah dan kepemimpinan agar dapat beradaptasi di masa depan.

Metode belajar progresif memiliki 4 pilar penting yang membuatnya berbeda dari metode belajar konvensional, yaitu:

  • Experiental learning

Anak belajar dari pengalaman dan menghubungkannya dengan lingkungan sekitar.

  • Child-centered learning

Mengajak anak untuk bebas mengeksplorasi pengetahuan dan informasi bersama orang tua dan pengajar (guru) sebagai fasilitator.

  • Personalized learning

Orang tua diajak memahami anak-anak agar bisa mendukung proses belajar disesuaikan dengan tumbuh kembang, minat, dan potensi anak.

  • Collaborative learning

Mendorong anak berkolaborasi dan bekerja sama dengan sekitarnya.

 

Sumber: Id.theasianparent.com

Foto: Freepik

 

 

Untuk informasi dan pendaftaran sekolah Stella Maris School, Hubungi :

Whatsapp : 081389535377
Instagram : @stellamaris.sch
Email : info@stella-maris.sch.id
Video Kegiatan Siswa : Youtube Stella Maris

  • Post author:
  • Reading time:3 mins read